Translate

Selasa, 15 November 2022

Kesiapan dan Respons terhadap Pandemi pada Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyakit coronavirus 2019 (Covid-19) dapat menyebabkan masalah pernapasan dan menyerang 4.444 orang dari segala usia. Jalur penularan dan angka kematian infeksi virus ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan tenaga kesehatan, termasuk tenaga kesehatan gigi, karena tingginya risiko tertular Covid-19.

Virus Covid 19 dapat menyerang segala rentang usia melalui transmisi aerosol, namun studi lain menyatakan transmsi airborne dapat terjadi pada situasi tertentu. Sifat transmisi dari infeksi virus menyebabkan kekawatiran dikalangan petugas kesehatan, salah satunya petugas kesehatan gigi yang memiliki resiko tinggi terkena virus SARS-CoV-2 dari pasien karena tindakan yang dilakukan memerlukan posisi yang berdekatan dengan mulut pasien. Selain itu, banyak prosedur tindakan yang dilakukan menghasilkan aerosol dan droplet berupa campuran air liur dan darah pasien.. transmisi virus dapat terjadi melalui kontak langsung saar aerosol terhirup dan melalui kontak tidak langsung dengan menyentuk permukaan yang sudah terkontaminasi virus.  

Dalam situasi pandemi ini, wajar jika tenaga kesehatan gigi takut tertular virus dari pasiennya, karena mereka termasuk dalam daftar pekerjaan berisiko tinggi untuk tertular virus dan merasa sangat tidak aman.

Dikarenakan hal tersebut tenaga kesehatan gigi mempersiapkan beberapa pelindung untuk mengurangi resiko tertularnya virus covid. Berikut kesiapan dan respon tenga kesehatan menghadapi pandemi dalam melakukan tindakan ke pasien:

  1. Penggunaan APD sesuai standar dari kemenkes. penggunaan APD yang beanr akan membantu keselamatan kerja dan keberhasilan pencegahan dan pengendalian infeksi silang, serta keselamatan petugas kesehatan. APD bertindak sebagai pengalang antara paparan bahan infeksius dengan kulit, mulut, hidung dan mata tenaga kesehatan dan pasien. APD yang diguanakan tenaga kesehatan gigi yaitu APD level 3 karena tindakan yang dilakukan menimbulkan aerosol, APD level 3 terdiri dari penutup kepala, pelindung mata dan wajah (face shield), masker N95 atau ekuivalen, baju scrub/pakaian jaga, coverall/gown dan apron, sarung tangan bedah lateks dan boots/sepatu karet dengan pelindung sepatu.
  2. Selain penggunaan APD yang standar, pertimbangan pemilihan instrumen dental juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan infeksi diantaranya dengan memakai handpiece anti-retraction untuk mengurangi paparan debris dan cairan, penerapan prinsip four handed dentistry untuk mengurangi risiko penyebaran virus pada dental unit, penggunaan rubber dam serta pemilihan kanula dengan volume besar untuk aspirasi
  3. Penggunaan obat kumur antiseptik sebelum dilakukan tindakan prosedur pemeriksaan gigi dan mulut pada setiap pasien merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Obat kumur yang mengandung Povidone- Iodine 1% terbukti dapat mengurangi virus secara in vitro sebanyak 99,9% dalam waktu 30 detik. Penggunaan obat kumur yang mengandung hydrogen peroksida 0,5%-1% selama 1 menit juga terbukti efektif terhadap virus COVID-19
  4. Pembersihan ruangan dan alat dilakukan setiap pemeriksaan pasien selesai. Desinfeksi pada seluruh permukaan kontak harus dibersihkan dengan cairan intermediate or low level disinfectant seperti alkohol 70-90%, sodium hipoklorit 5,25%, detergen fenolik atau detergen iodofor
  5. melapisi kembali permukaan kontak dengan bahan pelapis (plastic wrap) setiap pertukaran pasien. Hal ini bertujuan untuk memastikan setiap tahap pekerjaan tidak terjadi kontaminasi infeksi silang dari pasien ke petugas medis yaitu dokter gigi dan perawat gigi yang melakukan tindakan pelayanan kedokteran gigi dan mulut 
  6. dan beberapa tindakan yang mengeluarkan aerosol banyak sebaiknya ditunda hingga pandemi mereda. 
Standarisasi APD Kesiapan tenaga kesehatan gigi dalam pandemi menjaga kesehatan gigi di masa pandemi

PKL DI PUSKESMAS KAGOK

  PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PUSKESMAS KAGOK

Pada tanggal 26 September - 29 Oktober 2022 aku dan 4 temanku ( Eva, Lulu, Nabila dan Tinjung) melakukan Praktik Kerja Lapangan di Puskemas Kagok. pada hari Senin, 26 September aku dan teman kelompok PKLku bersama drg Irma HY Siregar datang ke Puskesmas Kagok untuk pertama kalinyaa. aku bertemu dengan drg Shinta selaku Clinical Instructur selama aku PKL di Puskesmas Kagok.. drg Shinta bercerita banyak sekali mulai dari pertama kali beliau bekerja di Puskesmas Kagok sampai sejarah Puskesmas Kagok yang berawal dari puskesmas pembantu dan berubah menjadi Puskesmas Kagok..

Selanjutnya kita beralih ke sejarah Puskesmas Kagok..

PROFIL PUSKESMAS KAGOK


Puskesmas Kagok merupakan salah satu UPTD yang beralamat di jl. Telomoyo No. 3 RT 6 RW6 Kelurahan Wonotingal Kecamatan Candisari Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Memiliki tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas Kesehatan meliputi pelayanan, pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan sebagai upaya kesehatan masyarakat yang paripurna diwilayah Kecamatan Candisari Puskesmas Kagok terdiri dari puskesmas induk yang memiliki luas wilayah 265,39 Ha dengan luas bangunan 388 m² dan puskesmas pembantu (Pustu) yaitu Puskesmas Pembantu Tegalsari. Wilayah kerja Puskesmas Kagok meliputi 4 kelurahan, yaitu Kelurahan Wonotingal, Kelurahan Candi, Kelurahan Kaliwiru dan Kelurahan Tegalsari.

Pelayanan di Puskesmas Kagok meliputi pelayanan Poli Umum, KIA, Gizi, Laboratorium dan Poli Gigi.
untuk pelayanan di Poli Gigi melayani konsultasi, penambalan gigi, pencabutan gigi, scalling dan rujukan untuk pasien dengan FKTP Kagok

Kesiapan dan Respons terhadap Pandemi pada Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyakit coronavirus 2019 (Covid-19) dapat menyebabkan masalah pernapasan dan menyerang 4.444 orang dari segala usia. Jalur ...